Beberapa minggu lalu saya terkejut oleh seorang teman. Suatu
siang selepas praktikum di Gedung Radiopoetro (entah praktikum apa saya lupa)
saya berjalan santai dengan teman-teman berniat makan di Kantin depan gedung
Radipoetro, kantin medika. Suatu hal yang tak pernah saya bayangkan sebelumnya,
tak pernah terlintas dalam benak saya. Saya perhatikan ada beberapa orang yang
duduk Di bawah Pohon Rindang (DPR) dengan koper di dekat mereka. Entah mereka
siapa saya tidak pikirkan.
Arinal, teman kelompok tutorial memanggil dari belakang, “Mar,
dipanggil tuh!”. Spontan saya menoleh ke belakang. Saya lihat sosok yang
sepertinya saya kenal. Singkat namun kompleks ingatan saya terpanggil untuk
kembali saat itu juga. Setelah perjalanan panjang memori itu, akhirnya…saya
mengenali wajahnya namun masih takut salah orang. Namun anehnya saya langsung
secara spontan memanggil namanya “Charlie!!”
Rasanya tidak bisa dipercayai. Seperti saya nyatakan
sebelumnya, tidak pernah terbayangkan dia ada di kampus saya. Mencoba
meyakinkan lagi, berulang-ulang namun sangat singkat. Akhirnya saya yakin.
Anehnya secara spontan saya yakin sosok yang bangkit dari duduk itu adalah
benar Charlie.
Setengah berlari saya menuju tempatnya. Rasanya masih tidak
bisa percaya. Spontan saya pegang kedua tangannya. Entah kenapa saya lakukan
ini. Tapi kemudian saya pikir yang ada di pikiran saya saat itu hanya senang.
Dengan sedikit melompat saya berteriak “Charlie kok kamu bisa di sini?”
Sungguh tidak bisa dipercaya rasanya. Dia adalah salah
seorang teman saya di IPB dulu, lebih tepatnya adalah KMB IPB.
Mungkin saya berlebihan. Tapi bagi saya masih saja unbelievable. Ternyata saya sangat rindu
dengan teman-teman KMB IPB. Betapa setahun lebih saya telah berpisah dari
mereka. Setahun lamanya mengenal mereka membuat saya belajar banyak hal. Mulai
saat pertama kali bertemu mereka dengan masih sangat lugu, lalu berkenalan
dengan KMB 49, lalu semakin kompak, dan akhirnya berpisah. Entah kapan kami
akan bertemu lagi. Sudah berkali-kali menyusun agenda berkunjung ke kota hujan
tapi belum juga terwujud karena berbagai hal.
Sungguh kejadian siang itu membuat saya kembali merasakan
kerinduan yang teramat sangat dengan KMB IPB. Hari itu ingatan-ingatan
kebersamaan bersama KMB bermunculan lagi. Banyak sekali. Sesi kerohanian di
gathering pra MPKMB, asistensi malam di FKH, ke Vihara Buddhasena
bareng-bareng, makrab di Saung Amitayus, kuliah bersama Pak Her, suksesi di
Faperta, kebaktian di SC, kenalan pertama kali dengan anak Malaysia di CCR
1.07, Waisak di Kampus Diploma Baranangsiang, Dies Natalis di Kampung Seni,
serta masih banyak lagi.
Betapa dari keluarga ini saya belajar bekerjasama, membantu
dan dibantu, perjuangan bersama teman-teman satu angkatan, hubungan baik dengan
kakak kelas, bertemu dan kenal akrab dengan para alumni, belajar mengolah
emosi, belajar menghargai perbedaan, dan belajar bagaimana tertawa bersama
mereka.
Mereka, saya rindukan, saya banggakan, saya kenang, dan
ingin saya berjumpa dengan mereka.
0 komentar:
Posting Komentar