Kembalilah sayang...
kembali mengikis luka
kau telah kobarkan api kelembutan
tapi kau terbakar sia - sia
Pulanglah sayang...
pelukanmu pertanda kehangatan sayang
tapi juga cerita berbalut rasa
Tentang mimpimu semalam itu
aku mengerti betul
tapi bukanlah itu mimpi burukmu?
Sepanjang pagi kicauan burung tak sanggup membela kumbang
mencari - cari kemewahan tak tahu arah
Ke mana lagi kau akan pergi sayangku?
kau terlalu rapuh untuk menyisir pantai selatan
percayalah...
aku tak merayumu
aku tak menyanjungmu
aku hanya menyayangimu
sebatas apa yang aku katakan mampu
kau selalu kirimkan sebaris doa untukku
ya, walau mungkin hanya itu
Karang di ujung telah terkikis ombak
tempatmu dulu mengadu pedih
tengadahkan syukurmu
sedia pun aku berada
untuk kembali mengusap air matamu
aku pun siap membelamu
dari kesengsaraan yang menjerat
dari kemiskinan yang membelenggumu
hingga kau tak berdaya mengatakan tidak pada ketidakadilan
sedianya aku berdiri membelamu
membebaskanmu dari kelaparan
Tanyaku, tanyamu...
aku tak bisa menjawabnya
aku terlalu muda
hanya sebatas sayang aku mengabdi
sayang yang tak pernah aku tahu darimana asalnya
Mungkin merahku juga putihku adalah juga milikmu
perjalananmu esok hari itu...
aku tak yakin
kau terlalu rapuh untuk saat ini
aku harusnya berkemas memapahmu
sampai ke mana kau mau
aku belum mampu
tapi aku kuasa lagi menahan janji
yang ingin sekali aku bisikkan di antara gelap dan angin
kau mampu mendengarnya?
tak perlu kau dengar
hanya perlu kau rasakan dingin yang menusukmu
agar kau tahu
aku tak semampu itu merengkuhmu
tak semampu itu melindungimu
aku hanya menuntunmu
dan kita akan bercerita sepanjang jalan
rasa rindumu yang bergejolak memadati rasa
aku juga...
10 Agustus 2013, Semendung Mentari
kembali mengikis luka
kau telah kobarkan api kelembutan
tapi kau terbakar sia - sia
Pulanglah sayang...
pelukanmu pertanda kehangatan sayang
tapi juga cerita berbalut rasa
Tentang mimpimu semalam itu
aku mengerti betul
tapi bukanlah itu mimpi burukmu?
Sepanjang pagi kicauan burung tak sanggup membela kumbang
mencari - cari kemewahan tak tahu arah
Ke mana lagi kau akan pergi sayangku?
kau terlalu rapuh untuk menyisir pantai selatan
percayalah...
aku tak merayumu
aku tak menyanjungmu
aku hanya menyayangimu
sebatas apa yang aku katakan mampu
kau selalu kirimkan sebaris doa untukku
ya, walau mungkin hanya itu
Karang di ujung telah terkikis ombak
tempatmu dulu mengadu pedih
tengadahkan syukurmu
sedia pun aku berada
untuk kembali mengusap air matamu
aku pun siap membelamu
dari kesengsaraan yang menjerat
dari kemiskinan yang membelenggumu
hingga kau tak berdaya mengatakan tidak pada ketidakadilan
sedianya aku berdiri membelamu
membebaskanmu dari kelaparan
Tanyaku, tanyamu...
aku tak bisa menjawabnya
aku terlalu muda
hanya sebatas sayang aku mengabdi
sayang yang tak pernah aku tahu darimana asalnya
Mungkin merahku juga putihku adalah juga milikmu
perjalananmu esok hari itu...
aku tak yakin
kau terlalu rapuh untuk saat ini
aku harusnya berkemas memapahmu
sampai ke mana kau mau
aku belum mampu
tapi aku kuasa lagi menahan janji
yang ingin sekali aku bisikkan di antara gelap dan angin
kau mampu mendengarnya?
tak perlu kau dengar
hanya perlu kau rasakan dingin yang menusukmu
agar kau tahu
aku tak semampu itu merengkuhmu
tak semampu itu melindungimu
aku hanya menuntunmu
dan kita akan bercerita sepanjang jalan
rasa rindumu yang bergejolak memadati rasa
aku juga...
10 Agustus 2013, Semendung Mentari
0 komentar:
Posting Komentar